Supply Chain Management (SCM)

Judul        : Quiz Matakuliah SIM (Supply Chain Management)

Penulis     : Sanny Mardiyani Solehah

Dosen      : Vicky Dzaky Cahaya Putra, SE., M.Ak., Ak., CTT.


Pengertian Supply Chain Management (SCM)

    Supply Chain Management (SCM) adalah aplikasi terpadu yang memberikan dukungan sistem informasi kepada manajemen dalam hal pengadaan barang dan jasa bagi perusahaan sekaligus mengelola hubungan diantara mitra untuk menjaga tingkat kesediaan produk dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan secara optimal. SCM mengintegrasikan mulai dari pengiriman order dan prosesnya, pengadaan bahan mentah, order tracking, penyebaran informasi, perencanaan kolaboratif, pengukuran kinerja, pelayanan purna jual, dan pengembangan produk baru.

Perbedaan Supply Chain dan Supply Chain Management 

  • Supply Chain adalah jaringan antara perusahaan dan pemasok saja 
  • Supply Chain Management adalah sebuah proses pengelolaan dari perusahaan, pemasok, hingga pelanggan. 

Komponen Dasar Supply Chain Management

Menurut Worthen dan Wailgum (2008), Supply Chain Management (SCM) memiliki beberapa komponen dasar di antaranya:

a. Plan

Kesuksesan supply chain management terletak pada proses penentuan strategi Supply Chain Management (SCM). Tujuan dari proses perumusan strategi ialah agar tercapai efisiensi dan efektivitas biaya serta terjaminnya kualitas produk yang dihasilkan hingga sampai ke konsumen.

b. Source

Perusahaan harus mampu memilih supplier bahan baku yang kredibel dan sanggup untuk mendukung proses produksi yang akan dilakukan. Oleh sebab itu, manajer supply chain management harus dapat menetapkan harga, mengelola pengiriman, pembayaran bahan baku, dan menjaga serta meningkatkan hubungan bisnis terhadap supplier.

c. Make

Komponen ini adalah tahap manufacturing. Manajer Supply Chain Management (SCM) melakukan penyusunan jadwal aktivitas yang dibutuhkan dalam proses produksi, uji coba produk, pengemasan, dan persiapan pengiriman produk berupa barang atau jasa. Perusahaan juga harus mampu melakukan pengukuran kualitas, output produksi, serta produktivitas pekerja.

d. Deliver

Perusahaan memenuhi pesanan dari permintaan konsumen, mengelola jaringan gudang penyimpanan, memilih distributor untuk menyerahkan produk ke konsumen, serta mengatur sistem pembayaran.

e. Return

Perencana supply chain management harus mampu membuat jaringan yang fleksibel serta responsif untuk produk (barang atau jasa) cacat dari konsumen dan membentuk layanan aduan konsumen yang memiliki masalah dengan produk yang dikirimkan.

Perusahaan perlu membuat laporan performansi bisnis secara rutin sehingga pimpinan perusahaan dapat mengetahui perubahan performa bisnis yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan awal dari Supply Chain Management (SCM) yang telah ditetapkan.

Tujuan Supply Chain Management

1. Penyerahan / pengiriman produk secara tepat waktu demi memuaskan konsumen.

2. Mengurangi biaya.

3. Meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain (bukan hanya satu perusahaan).

4. Mengurangi waktu.

5. Memusatkan     kegiatan     perencanaan     dan distribusi.

Manfaat Supply Chain Management

Apabila SCM diterapkan maka dapat memberi manfaat antara lain :

1.         Kepuasan pelanggan.

   Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau pengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.

2.         Meningkatkan pendapatan.

   Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma, karena diminati konsumen.

3.         Menurunnya biaya.

   Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.

4.         Pemanfaatan asset semakin tinggi.

   Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan SCM.

5.         Peningkatan laba.

   Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.

6.         Perusahaan semakin besar.

   Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.

Proses Supply Chain Management

Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu : 

 • Pertama, aliran fisik dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer, kemudian ke pemakai akhir. 

• Kedua, aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu dan

• Ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya. 

Jenis-Jenis Supply Chain Management

Secara garis besar, penerapan supply chain management adalah untuk memaksimalkan biaya sehingga barang yang dihasilkan akan memberikan keuntungan semaksimal mungkin. Dan tentu saja, produk yang didistribusikan bisa sampai ke tangan customer dengan baik.
Nah, untuk mencapai hal tersebut, dalam supply chain management menerapkan jenis sesuai kebutuhan. Jenis supply chain management tersebut adalah sebagai berikut:
  • Upstream Supply Chain
Bagian ini mencakup supplier first-tier dari organisasi (dapat berupa perusahaan manufaktur atau asembling) dan suppliernya, yang didalamnya telah terbina suatu hubungan/relasi.
  • Internal Supply Chain
Bagian ini mencakup semua proses yang digunakan oleh organisasi dalam mengubah input yang dikirim oleh supplier menjadi output, mulai dari waktu material tersebut masuk pada perusahaan sampai pada produk tersebut didistribusikan, diluar perusahaan tersebut.
  • Downstream Supply Chain
Bagian ini mencakup semua proses yang terlibat dalam pengiriman produk pada customer akhir.

Penerapan Supply Chain Management

Dalam hal ini, penerapan supply chain management di saat seperti itu, karena keunggulan sistem ini adalah dapat me-menage aliran barang atau produk dalam rantai pasokan. Dalam hal ini, model SCM menerapkan bagaimana jaringan fungsi manufaktur dan distribusi perusahaan dapat bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
    Penggunaan SCM pada perusahaan di banyak industri di negara berkembang termasuk Indonesia saat ini masih sangat terbatas. Hubungan antara masing-masing subsistem yang relevan umumnya masih terkotak-kotak sehingga sulit untuk bersaing di pasar bebas. Hal ini tercermin dari pemisahan fungsional subsistem hulu dan hilir, karena subsistem banyak diperankan oleh pengusaha produksi skala kecil dan tidak memiliki posisi tawar yang kuat.  

Perusahaan- Perusahaan Yang Menerapkan Supply Chain Management

Contoh perusahaan-perusahaan yang menerapkan supply chain management:
  • Mixue
  • PT. Frinsian Flag Indonesia
  • PT. Tirta Investama (AQUA)
  • Dell
  • HP
  • Panasonic 
  • dll

Contoh Supply Chain Management

1. Perusahaan Konvensional

Contoh konsep supply chain management pada perusahaan konvesional :

1.       Pengadaan bahan baku

Umumnya, rantai pasokan sebuah barang dimulai dari bahan baku. Dalam proses ini tentu terjadi pemilahan bahan baku agar memenuhi standar kualitas yang diharapkan.

2.       Pengiriman bahan baku ke pabrik

Penyediaan bahan baku di tahap pertama biasanya dilakukan oleh partner logistik. Kemudian bahan mentah tersebut dikirim kepada pihak pemasok. Pemasok atau supplier akan mengolah bahan mentah, lalu menjualnya secara grosir kepada perusahaan atau pabrik yang membutuhkan.

3.       Proses produk di pabrik

Setelah bahan mentah tiba di pabrik, proses selanjutnya adalah tahap produksi. Bahan baku akan diolah lebih lanjut menjadi produk akhir atau barang jadi.

4.       Pendistribusian barang

Produk akhir yang sudah siap akan masuk ke dalam tahap distribusi. Distributor umumnya mengirimkan barang dari pabrik ke retailer atau pedagang eceran.

5.       Pedagang ritel

Ketika produk sudah sampai di tangan pedagang ritel, barang tersebut akan dipajang atau dipasarkan sedemikian rupa agar dibeli oleh konsumen akhir.

6.       Konsumen akhir/ pelanggan

Tahap keenam ini terlihat sebagai titik akhir dari sebuah rantai pasokan. Akan tetapi, sebenarnya saat konsumen akhir membeli produk dari pedangan ritel, siklus supply chain masih terus berjalan.Pasalnya, demand atau permintaan dari konsumen akhir mendorong perusahaan kembali ke tahap awal yaitu memilih bahan baku. Jadi, siklus rantai pasokan terus berputar.

2. Perusahaan E-Commerce

Contoh konsep supply chain management pada perusahaan e-commere :

1.       Transaksasi di e-commere

Kebalikan dari proses yang terjadi di perusahaan konvensional, transaksi konsumen akhir justru terjadi di awal rantai pasokan. Pertama, konsumen bertransaksi atau check out terlebih dahulu di situs e-commerce. Seperti yang sudah diketahui, produk yang dijual di e-commerce dapat dilihat, dipilih, serta dibeli langsung oleh konsumen.

2.       Penyelesaian pembayaran serta proses pemesanan

Sebelum produk berhasil dipesan, konsumen perlu menyelesaikan pembayaran terlebih dahulu. Di tahap ini sebetulnya terbuka alur supply chain yang lain sebab pembayaran umumnya dilakukan melalui e-wallet atau transfer bank.

3.       Pengambilan produk dari Gudang

Begitu pesanan berhasil dibuat, barulah terjadi proses pengambilan produk ke gudang persediaan. Tentunya, pihak gudang juga perlu memastikan barang yang dipesan tersedia dan siap untuk dikirimkan ke konsumen.

4.       Proses pengiriman

Kebanyakan proses pengiriman produk yang dipesan di e-commerce dilakukan oleh pihak ketiga yaitu perusahaan logistik. Di titik ini terlihat jelas perbedaannya dengan perusahaan konvensional yang mengirimkan produk dari gudang ke pedagang ritel. Kali ini, produk langsung dikirimkan ke konsumen akhir.

5.       Konsumen akhir atau pelanggan

Titik ujungnya serupa dengan perusahaan konvensional yaitu pada konsumen akhir. Apabila puas dengan produk yang diterima, pelanggan biasanya akan melakukan pemesanan kembali sehingga siklus rantai pasokan terus berjalan.

Kesimpulan
Kehadiran supply chain management di perusahaan memungkinkan peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam pengadaan bahan baku, pemenuhan pesanan pelanggan, dan distribusi produk jadi. Penggunaan supply chain management adalah ide yang bagus yang diaplikasikan pada masa kini, karena keuntungan dari sistem ini adalah untuk mengontrol arus barang atau produk dalam rantai pasok. 

Referensi 

Anwar, S. N. (2011, 10, 31). Manajemen Rantai Pasokan ( Supply Chain Management ) : Konsep Dan Hakikat. Retrieved from Dinamika Informatika: https://www.unisbank.ac.id//ojs/index.php/fti2/article/view/1315.

Ahmad . (2021, 08, 19). Supply Chain Management : Pengertian, Komponen, Tujuan, Manfaat, Prinsip dan Proses . Retrieved from Gramedia Blog: https://www.gramedia.com/literasi/supply-chain-management/.


Komentar